Ketika Uang Diatas Segalanya

Berita222 Dilihat
  • Ditulis oleh : M. Sanusi AS, SH, MH

(Aktivis Sosial dan Penggiat Anti Korupsi)

 

DAHULU ada istilah bahwa segalanya perlu uang, tetapi uang bukanlah segalanya. Akan tetapi bisa jadi istilah ini bisa mengalami perubahan sebagai akibat terjadinya paradigma kehidupan, hingga saat ini uang seakan menjadi Tuhan dalam kehidupan. Fenomena ini juga terjadi dalam perpolitikan.

Dalam politik, uang bagian dari kekuatan yang dapat menentukan arah dukungan serta mengantarkan kemenangan. Itulah yang kini merasuki segala institusi politik negeri ini.

Uang dan kekuasaan ibarat dua mata uang, tidak terpisahkan, tetapi saling menopang satu sama lain. Politik membutuhkan uang untuk mengatrol kemenangan, sementara uang membutuhkan politik sebagai kendaraan untuk memperoleh keuntungan (more money).

Mengutip perkataan Pakar Politik, Daniel Duncan mengatakan, “Jika seseorang memiliki satu sen uang, maka dia berkuasa sejauh satu sen atas manusia”. Hal ini diungkapkan Daniel Duncan yang ditujukan sebagal kritik keras terhadap
setiap orang yang berobsesi merebut kekuasaan yang menjadikan uang sebagai alat utamanya.

Dalam perpolitikan jelang Pilkada serentak 2024 ini, khususnya di Kabupaten Musi Banyuasin, Peranan uang diduga disinyalir jadi arah penentu dukungan Partai Politik (Parpol) kepada para bakal calon yang diusungnya. Dari beberapa nama yang diusung, salah satunya ada Lucianty, yang merupakan mantan Koruptor, dan seorang “juragan” SPBU yang miliki harta kekayaan melimpah.

Lucianty sendiri adalah anggota DPRD Provinsi Sumsel terpilih pada Pemilu 2024 lalu dari Daerah Pemilihan (Dapil) 9 Kabupaten Musi Banyuasin dengan perolehan suara 18.460 suara, kursi terakhir di Dapil tersebut.

Hal ini menjadi gambaran, bahwa saat ini arah dukungan tak lagi mengedepankan dan mengutamakan faktor elektabilitas dan jejak rekam calon yang diusung.

Menyikapi ini, elemen masyarakat dituntut untuk lebih pro aktif dalam melakukan pengawasan, baik itu mengawal jalannya Demokrasi tanpa politik uang, serta dalam mengawal jalannya pemerintahan yang akan dipimpin oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih pada Pilkada 2024 nanti, jangan sampai Bumi Serasan Sekate nantinya dipimpin oleh orang yang menjadi aktor atas pengerukan uang Negara melalui praktek Korupsi. Bak judul lagu “Sejarah Mungkin Berulang”.

-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *